TULIP DARI SINAI DAN SAJAK-SAJAK IQBAL YANG LAIN
oleh Abdul Hadi Wm pada 25 Desember 2010 jam 5:32
SAJAK-SAJAK MUHAMAD IQBAL
Abdul Hadi W. M.
TULIP DARI SINAI
Di bawah kuasa-Nya dunia bergantung
Segenap makhluq dicipta untuk menaati perintah-Nya
Matahari sendiri tak lebih hanya tanda
Dari sujud alam yang lama di kening hari
Hatiku berkobar oleh nyala api dalam kalbu
Kepada bingai semesta, air mata darah meminjamkan
Penglihatanya. Ia yang tahu asyik nama lain dari Cinta
Bisakah sesat dari rahasia kehidupan?
Dunia hanya debu dan hati adalah buahnya
Hanya darah setetes yang membuatnya bingung
Jika kami tak memiliki penglihatan lahir dan batin
Tentu dunia akan terasa asing bagi kami
Musik cinta menemukan alatnya pada manusia
Rahasia ia singkap, dirnya satu semata dengan-Nya
Tuhan mencipta dunia, manusia membuatnya indah
Manusia adalah kerabat kerja dan sahabat Tuhan
Apa guna kalbu dalam dada, tanyamu
Akal yang dlimpahi rasa oleh Sang Pencipta
Jika rasa dalam dirimu hidup, hidup pulalah kalbumu
Jika tidak akal akan berubah menjadi debu
Jangan omeli apa tujuan hidup di bumi
Baik nikmati saja keajaibannya yang menawan
Kucintai pngembaraan jauh yang berkali-kali
Sebab setiap keberangkatan tantangan bagiku
Kau matahari, aku planet berputar mengitari-Mu
Diterangi oleh penglihatan-Mu
Terpisah dari-Mu adalah derita bagiku
Kau Kitab Agung, aku hanya setitip huruf di dalamnya
Disebut Cina, Arab, Parsi dan Afghan
Kita ini milik sebuah taman besar, pohon agung
Lahir di musim semi itulah keluhuran
Membedakan warna kulit adalah dosa besar
Dunia kita ini masih percobaan seorang pemahat
Perubahan demi perubahan akan ia alami siang malam
Pahatan Nasib memerintahkan kita bekerja terus
Memberi bentuk, sebab dunia masih pahatan kasar
Belajarlah dari kuntum bunga tentang hidup, o Hati!
Ia adalah perlambang hidupmu yang selalu mencari cahaya
Ia menyembul jauh dari kegelapan bumi
Namun sejak lahir memiliki mata di sinar matahari
Jika kau tahu kemungkinan-kemungkinanmu yang terpendam
Embun akan bisa kaucipta menjadi lautan
O Hati, mengapa mengemis terang kepada sinar bulan?
Nyalakan lampumu sendiri agar terang malam-malammu
Kau masih terikat pada warna kulit dan ras
Maka kausebut aku Afghan atau Turkoman
Namun aku pertama kali manusia, nyata manusia
Baru kemudian bisa kausebut India atau Turkistan
TUHAN DAN MANUSIA
Tuhan:
Kubuat dan kubentuk dunia ini daru empung yang sama
Kaubkini Iran, Ethiopia dan Mongolia
Dari tanah Kubuat besi, murni tak tercampur yang lainnya
Kamulah yang menjadikannya pedang dan senjata
KKau bikin kapak untuk menebang pohon yang Kutumbuhkan
Dan membuat sangkar untuk burung-burung yang berkicau bebas
Manusia:
Kau mencipta malam, aku mencipta lampu untuk meneranginya
Kau membuat lempung, darinya aku bikin cawan minuman cerlang
Kau jadikan hutan belantara, gunung dan padang rumputan
Aku cipta kebun, taman, jalan-jalan dan padang pengembalaan
Kurubah racun brbisa menjadi minuman segar
Akulah yang mencipta cermin cerlang dari pasir.
DARI ‘ASRAR-I KHUDI ATAU RAHASIA DIRI
Apabila kepada manusia di muka bumi
Cinta telah menyingkap pengetahuan Diri
Rahasia penjajahan akan dibaringkan telanjang
Di hadapan sekalian budak-budak
Menjadi `Attar, Rumi, al-Razi atau Ghazali
Semua jalan harus ditempuh dengan upaya keras
Mula-mula terdengar keluh kesah fajar
O Pebimbing jalan yang bijak
Walau mufasir lamban langkah jalannya
Jangan hapus kepercayaanmu kepada mereka
Mereka ini tidak kekurangan semangat
O Burung yang dikirim dari sorga
Mati lebih baik daripada hidup diperbudak
Sebab ini yang membuatmu lemah tak dapat terbang
Menjadi faqir adalah lebih baik
Dibanding menjadi Darius atau Iskandar Agung
Ketiadaan harta seorang faqir yang beriman
Akan melahirkan keberanian singa Tuhan
Kebenaran dan tak takut adalah hakekat keberanian
Singa-singa Tuhan takkan mau menempuh
Jalan yang dilalui seekor rubah
SANDOR PETOFI
(Penyair muda Hongaria awal abad ke-20 yang gugur di medan perang mempertahankan negerinya, namun tiada tugu peringatan baginya karena jasadnya tak ditemukan)
Untuk sesaat
Di taman dunia ini
Kau nyanyikan lagu pengantin mawar,
Dan karenanya
Hati yang satu bersorak gembira
Dan yang lain merasa sedih.
Dengan darah
Kau lukis kelopak tulip
Merah membara.
Dengan pandang pagi harimu yang sejuk
Kausingkap pelan-pelan hati tunas mawar.
Dalam sajak gubahanmu
Kau jumpai kuburmu yang lebih terhormat.
Kepada rahim bumi
Kau tak akan dan tak akan kembali
Sebab kau tidak dilahirkan oleh bumi.
KAPITALIS DAN BURUH
Duniaku adalah hiruk pikuk pabrik baja
Sedang duniamu adalah melodi indah organ gereja
Duniaku semak belukar timbunan pajak
Yang harus dibayar kepada penguasa
Duniamu Sorga dengan sidrah dan tubanya
Arak dengan kemabukannya adalah minumanku
Minumanmu berasal dari Adam dan Hawa
Angsa, kakak tua dan merpati adalah burungku
Huma dan simurgh adalah harta kerajaanmu
Bumi dan isi dalam perutnya adalah milikku
Membentang dari bumi ke langit adalah wilayahmu.
PARCAKAPAN COMTE DAN KAUM BURUH
August Comte:
Seluruh umat manusia adalah kesatuan yang saling berhubungan
Mereka itu seperti daun dan dahan
Darui sebuah pohon nan besar.
Jika otak manusia merupakan tempat duduk Akal
Dan jika kakinya terikat kepada tanah
Hal ini oleh karena keduanya dibelenggu
Oleh ketentuan Alam yang tak terelakkan.
Seseorang memerintah, manusia lain harus bekerja
Keduanya hanya mengikuti ketentuan itu.
Seorang Namrud atau Mahmud tak dapat
Mengerjakan pekerjaan budak seperti Ayaz.
Tidakkah kau lihat, disebabkan pekerjaan itulah
Kalian menjadi berbeda? Hidup
Menjelma taman, dengan mawar dan duri keduanya
Buruh:
Filosof. Kau memperdayaku ketika berkata
Bahw aku takkan pernah bisa
Melepas jalanku dari lingkaran tenung
Yang kaubikin. Kau langkahi
Loyang demi emas, dan mengejarku
Menyerah kepada nasib.
Dengan cangkulku kugali saluran air
Di sana kutangkap tawanan lautan
Dan kuambil susu dan madu dari kedai Alam.
Pembawa barang rahasia yang asing
Hadiah untuk si Kohkan malang ternyata kauberikan
Kepada Parvis si kaya raya dan penganggur,
Hingga sakitlah hati si malang.
Jangan pulas yang salah menjdi benar
Dengan filsafatmu.
Kau tak dapat mengelabui penglihatan Khaidir
Dengan tipuan khayali.
Kaum kapitalis yang tak punya kesibukan
Selain makan, tidur dan bersanggama
Adalah beban di muka bumi ini
Mereka gemuk dan bergizi disebabkan buruh
Dan budak-budak yang bekerja keras
Tidakkah kau tahu si penganggur itu
Tidak lain adalah perampok sejak dilahirkan?
Kejahatan pemodal ingin kau maafkan
Seluruh filsafatmu membuat kau sendiri kebingungan.
PERADABAN
-- Liga Bangsa-bangsa, sekarang Persatuan Bangsa-bangsa
Manusia, yang berseri-seri wajahnya
Dihiasi pupuk peradaban
Kini merpertunjukkan debu hitam ciptaan
Seraya membayangkan dirinya cermin cerlang
Kepalan tinjunya disembunyikan
Dalam sarung tangan sutra yang indah
Hasil kalamnya membuat ia penuh pesona
Pedang katanya telah ia simpan
Hamba tanah liat ini kini membangun
Rumah berhala perdalamaian dunia
Kemudian menari-nari berputar-putar
Mengikuti lagu serling perdamaian
Namun ketika perang tidak terelakkan
Segera ia campakkan cadar pura-puranya
Lantas tegaklah ia bangkit maju ke depan
Bak musuh yang begitu haus akan darah.
Abdul Hadi W. M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar