7 Februari 2012

Penyair & Ayam (cerpen Saut Situmorang)

Kerajaan Cikeas gempar! Tiba-tiba saja muncul sajak-sajak subversif yang memfitnah ayam piaraan raja! Sajak-sajak itu ditulis jadi graffiti di seluruh tembok kotaraja termasuk tembok Istana sendiri!

Densus Anti Teroris pun segera dikerahkan untuk mencari & membunuh penyair sajak-sajak teror tersebut. Di seluruh media Cikeas, penulis misterius tersebut digambarkan sebagai "teroris Public Enemy No. 1".

Bertahun-tahun Densus memburunya tapi penyair tersebut selalu berhasil tak ditemukan, selalu berhasil melarikan diri.

Membuat namanya "Penyair Teroris" jadi keramat & suci, terutama bagi gadis-gadis ABG yang mengidolakannya. Namanya dibisikkan dengan takzim tapi mesra. Jadi berhala pubertas. Termasuk jadi tato di buah dada perawan mereka!

Suatu hari Densus akhirnya menemukan tempat persembunyiannya tapi si penyair ternyata sudah mati! Tak ada bekas-bekas kekerasan di tubuhnya.

Tempat persembunyiannya tersebut ternyata di Istana sendiri! Tepatnya di bagian belakang Istana. Sang Penyair Subversif Musuh Negara No. 1 itu ternyata tukang pelihara ayam Istana!

Berdasarkan catatan-harian yang ditemukan Densus di TKP, penyair yang berambut gimbal itu rupanya marah besar pada ayam-ayam Istana yang selalu mematuki gimbalnya tiap kali dia memberi mereka makan! Dia merasa tidak dihargai sama sekali! Dia jadi sangat benci pada ayam-ayam feodal tersebut!

Maka diputuskannya menulis sajak-sajak anti Fascisme Ayam Istana! Kemarahannya makin memuncak karena dia sendiri terpaksa harus makan telor ayam-ayam tersebut tiap paginya sebagai sarapannya! Karena gajinya dibayar pakek telor ayam-ayam keparat itu! Membuat perutnya mual, kepalanya pening berputar, gimbalnya makin rusak!

Karena sudah tak tahan lagi dengan kondisi hidupnya yang begitu tak puitis, plus diburu-buru Densus setiap hari, membuatnya akhirnya frustrasi. Putus asa.

Maka diputuskannya suatu hari untuk membuat "telor dadar pakek kecap" dari seluruh jumlah telor ayam yang ada di Istana. Lalu dimakannya semuanya!

Akhirnya dia mati "Overdosis telor, kecap & kemarahan", menurut laporan media Cikeas. Terkapar dengan sisa telor ayam raksasa di sampingnya.

Kematiannya terbongkar setelah ayam-ayam ribut kelaparan karena belum dikasih makan seharian. Malah ada yang sampai mati kelaparan. Membuat Istana kalang kabut & para pengawal kalut takut lalu mencari penyebab semuanya itu.

Di kamarnya yang sempit & bau telor ayam di samping kiri kandang ayam Istana, Densus menemukan tumpukan sajak-sajak anti ayam Istana yang ditulisnya. Dan kaleng-kaleng cat Pylox yang sudah kosong.

(Jogja, 1 Juni 2011)

6 Februari 2012

AANJING, KUCING DAN TIKUS

oleh Suko Rahadi pada 6 Februari 2012 pukul 16:11



Anjing (1)


waktu kecil dulu, saya pernah punya seekor anjing. uberi nama anjing itu pleki. Dia, anjingku itu, senang sekali kuberi nama itu. setiap kali kupanggil namanya, "plekiplekipleki...." maka dia akan serta merta berlari mendekat sembari menjulurjulurkan lidah, mengopatngapitkan ekor dan badannya bergoyang-goyang tiada henti. lalu jiika aku membawa sepotong roti, misalnya, maka dia akan segera berdiri dengan tumpuan dua kaki belakang sedang kaki depannya akan mengaisngais berkehendak untuk dapat meraih roti yang ada di tanganku. lidahnya tetap terjulur, mulut menganga mengharapkan roti itu aku lempar masuk ke dalam mulutnya. Kawan, kalian tentu bisa membayangkan kejadian yang kuceritakan itu.

si pleki, jika kawan tahu, ah, cantik sekali anjing kesayanganku itu. tubuhnya tak kecil, namun juga tak terlalu besar dan tinggi. yang lebih menarik lagi adalah bulunya. Bulu si pleki, baiklah aku ceritakan kepada kawan, begitu lebat dan indah sekali. bulu itu menutup semua bagian tubuhnya, bahkan di bagian kepala juga sangat lebat dan panjang. bulu si pleki itu halus, lurus, dan mengkilat. warnanya? tentu kawan juga ingin tahu apa warna bulu anjingku itu. namun baiklah, aku tak akan memberitahukan apa warna bulunya. silahkan saja diwarnai sekehendak hati kawan semua. boleh putih, abu-abu, merah, coklat, belang hitamputih, atau warna apa saja terserah kehendak dan selera kawan. yang jelas, saya ulangi lagi, bulu si pleki itu lebat, lurus, halus, bersih dan tersisir rapi.

hampir tiap minggu pagi si pleki kuajak lari pagi. bukan seperti merka yang di kota itu, karena si pleki tak kuikat lehernya dengan tali rantai. jika pun ada kalung di lehernya, itu tempat untuk menggantungkan klinthingan agar berbunyi gemerincing jika sedang berlari.

menuju sungai. ya, tiap minggu pagi si pleki ikut berlarilari pergi ke sungai, mengikutiku dan menemaniku memandikan sapi di kali wetan. Kali wetan itu, sesuai dengan sebutannya, terletak di sebelah timur dusun tempat tinggalku. itu untuk memudahkan dalam penyebutan saja. sebenarnya sungai itu adalah sungai/kali winongo kecil, anak sungai kali winongo. Jika kawan pernah ke jokjakarta, maka perhatikanlah bahwa sepanjang jalan samas, selepas jembatan sungai kali winongo ke arah selatan akan ada aliran sungai yang mengarah lurus ke pantai samas. ya, sungai dan jalan itu berdampingan.

namun, perlu aku ceritakan kepada kalian, bahwa kali wetan yang dahulu sudah jauh berbeda dengan yang sekarang. tentu saja itu akibat perkembangan jaman.

Jaman dulu, sebagaimana di tempat yang lainnya, sepanjang bibir kali senantiasa rungkut ditumbuhi berbagai pepohonan. ada kayu jati, ada pohon kluwih, ada banyak tanaman jarak, pohon ketapang kebo juga mudah kita temui. rumpun bambu? ya, rumpun bambu juga ada. namun yang paling banyak dan menarik bagiku adalah pohon pisang. pohon pisang ini tumbuh secara liar, tak terurus dan tanpa kontrol. beranak pinak sesuka hatinya. jikalau tak punya sayur, maka dengan mudah kita bisa mencari tanaman kangkung liar di sepanjang bantaran sungai. tapi hatihati, jangan sampai keliru memetik kangkung londo. kangkung jenis ini sama enaknya, namun kawan akan mencret dibuatnya jika berani memakan barang selembar daun. pohon trembesi juga ada.

lalu apa menariknya sehingga aku harus bercerita tentang pepohonan itu? baiklah. pohon itu akan melindungi sesiapapun dari pandangan orang lewat saat dia mandi di kali. he.he.

mandi di kali? ya, itu asyik sekali. bisa dikata bahkan, setiap bayi yang lahir di kampungku langsung bisa berenang. namun itu tentu berlebihan. yang jelas, karena dekat sungai, sejak kecil anak-anak di kampungku sudah bisa berenang.

si pleki, anjingku yang kuceritakan tadi, juga mahir berenang. dia senang sekali saat ikut ke sungai. tubuhnya akan mengapung di sungai, gelagepan berenang di ceruk yang agak dalam lalu minggir dan mengibasngibaskan bulu indahnya. di saat itulah aku suka berjalan sepanjang sugai mencari udang untuk si pleki. udang pun ada bermacam warna dan jenis, waktu itu. entah sekarang ini. udang adalah jenis ikan yang paling mudah ditangkap. pun rasanya paling gurih jika dimasak. aku suka mengambil telor yang ada di kali udang itu, lalu aku usap-usapkan ke sekujur tubuh si pleki. mungkin karena itulah bulunya tumbuh subur sekali.

kirakira sejarak 1 km ke utara dari tempatku memandikan sapi, ada sebuah warung yang sekalipun tak pernah aku masuki. warug sengsu. kalian tahu, apa itu sengsu?

~bersambung kukira ya.

AANJING, KUCING DAN TIKUS

Anjing (1)


waktu kecil dulu, saya pernah punya seekor anjing. uberi nama anjing itu pleki. Dia, anjingku itu, senang sekali kuberi nama itu. setiap kali kupanggil namanya, "plekiplekipleki...." maka dia akan serta merta berlari mendekat sembari menjulurjulurkan lidah, mengopatngapitkan ekor dan badannya bergoyang-goyang tiada henti. lalu jiika aku membawa sepotong roti, misalnya, maka dia akan segera berdiri dengan tumpuan dua kaki belakang sedang kaki depannya akan mengaisngais berkehendak untuk dapat meraih roti yang ada di tanganku. lidahnya tetap terjulur, mulut menganga mengharapkan roti itu aku lempar masuk ke dalam mulutnya. Kawan, kalian tentu bisa membayangkan kejadian yang kuceritakan itu.

si pleki, jika kawan tahu, ah, cantik sekali anjing kesayanganku itu. tubuhnya tak kecil, namun juga tak terlalu besar dan tinggi. yang lebih menarik lagi adalah bulunya. Bulu si pleki, baiklah aku ceritakan kepada kawan, begitu lebat dan indah sekali. bulu itu menutup semua bagian tubuhnya, bahkan di bagian kepala juga sangat lebat dan panjang. bulu si pleki itu halus, lurus, dan mengkilat. warnanya? tentu kawan juga ingin tahu apa warna bulu anjingku itu. namun baiklah, aku tak akan memberitahukan apa warna bulunya. silahkan saja diwarnai sekehendak hati kawan semua. boleh putih, abu-abu, merah, coklat, belang hitamputih, atau warna apa saja terserah kehendak dan selera kawan. yang jelas, saya ulangi lagi, bulu si pleki itu lebat, lurus, halus, bersih dan tersisir rapi.

hampir tiap minggu pagi si pleki kuajak lari pagi. bukan seperti merka yang di kota itu, karena si pleki tak kuikat lehernya dengan tali rantai. jika pun ada kalung di lehernya, itu tempat untuk menggantungkan klinthingan agar berbunyi gemerincing jika sedang berlari.

menuju sungai. ya, tiap minggu pagi si pleki ikut berlarilari pergi ke sungai, mengikutiku dan menemaniku memandikan sapi di kali wetan. Kali wetan itu, sesuai dengan sebutannya, terletak di sebelah timur dusun tempat tinggalku. itu untuk memudahkan dalam penyebutan saja. sebenarnya sungai itu adalah sungai/kali winongo kecil, anak sungai kali winongo. Jika kawan pernah ke jokjakarta, maka perhatikanlah bahwa sepanjang jalan samas, selepas jembatan sungai kali winongo ke arah selatan akan ada aliran sungai yang mengarah lurus ke pantai samas. ya, sungai dan jalan itu berdampingan.

namun, perlu aku ceritakan kepada kalian, bahwa kali wetan yang dahulu sudah jauh berbeda dengan yang sekarang. tentu saja itu akibat perkembangan jaman.

Jaman dulu, sebagaimana di tempat yang lainnya, sepanjang bibir kali senantiasa rungkut ditumbuhi berbagai pepohonan. ada kayu jati, ada pohon kluwih, ada banyak tanaman jarak, pohon ketapang kebo juga mudah kita temui. rumpun bambu? ya, rumpun bambu juga ada. namun yang paling banyak dan menarik bagiku adalah pohon pisang. pohon pisang ini tumbuh secara liar, tak terurus dan tanpa kontrol. beranak pinak sesuka hatinya. jikalau tak punya sayur, maka dengan mudah kita bisa mencari tanaman kangkung liar di sepanjang bantaran sungai. tapi hatihati, jangan sampai keliru memetik kangkung londo. kangkung jenis ini sama enaknya, namun kawan akan mencret dibuatnya jika berani memakan barang selembar daun. pohon trembesi juga ada.

lalu apa menariknya sehingga aku harus bercerita tentang pepohonan itu? baiklah. pohon itu akan melindungi sesiapapun dari pandangan orang lewat saat dia mandi di kali. he.he.

mandi di kali? ya, itu asyik sekali. bisa dikata bahkan, setiap bayi yang lahir di kampungku langsung bisa berenang. namun itu tentu berlebihan. yang jelas, karena dekat sungai, sejak kecil anak-anak di kampungku sudah bisa berenang.

si pleki, anjingku yang kuceritakan tadi, juga mahir berenang. dia senang sekali saat ikut ke sungai. tubuhnya akan mengapung di sungai, gelagepan berenang di ceruk yang agak dalam lalu minggir dan mengibasngibaskan bulu indahnya. di saat itulah aku suka berjalan sepanjang sugai mencari udang untuk si pleki. udang pun ada bermacam warna dan jenis, waktu itu. entah sekarang ini. udang adalah jenis ikan yang paling mudah ditangkap. pun rasanya paling gurih jika dimasak. aku suka mengambil telor yang ada di kali udang itu, lalu aku usap-usapkan ke sekujur tubuh si pleki. mungkin karena itulah bulunya tumbuh subur sekali.

kirakira sejarak 1 km ke utara dari tempatku memandikan sapi, ada sebuah warung yang sekalipun tak pernah aku masuki. warug sengsu. kalian tahu, apa itu sengsu?

~bersambung kukira ya.

1 Februari 2012

Komposisi ( Bagian Pertama)

Bahasa terdiri dari dua aspek: Bentuk dan Aspek Makna. Aspek bentuk terdiri dari Unsur Segmental dan Unsur Suprasegmental. Unsur Segmental adalah unsur bahasa yang dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil: fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana.

Unsur Supra-segmental adalah unsur bahasa yang kehadirannya tergantung dari kehadiran unsur segmental seperti: tekanan keras, tekanan tinggi (nada) dan tekanan panjang, serta intonasi.

Unsur segmental dapat dikatakan sudah cukup berhasil digambarkan di atas sehelasi kertas, walau masih ada kekurangan. Unsur itu beserta gerak-gerik dan airmuka belum dapat dilukiskan sempurna. Unsur-unsur tersebut biasanya dinyatakan secara tertulis dengan abjad, persukuan, penulisan kata dan sebagainya. Sebaliknya unsur-unsur supra-segmental biasanya dinyatakan secara tertulis melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.

Pungtuasi dibuat berdasarkan dua hal utama yang saling melengkapi:
1. Didasarkan pada unsur supra-segmental
2. Didasarkan pada hubungan sintaksis, yakni unsur-unsur sintaksis yang erat hubungannya dengan tanda-tanda baca dan unsur-unsur sintaksis yang tidak erat hubungannya harus dipisahkan dengan tanda-tanda baca.

Misalnya dalam kalimat berikut terdapat tanda-tanda baca yang memenuhi kedua syarat tersebut: Coba katakan, Saudara, siapa namamu? Dalam ujaran yang wajar antara "katakan" dan "Saudara" tidak terdapat perhentian, sebab itu seharusnya koma dihilangkan. Namun karena kata "Saudara" merupakan unsur yang tidak ada hubungan dengan kata "katakan" maka harus ditempatkan koma di sana.

Antara kata "Saudara" dan "siapa" ditempatkan koma karena di situ diberikan perhentian sebentar dengan intonasi menaik. Sebaliknya pada akhir kalimat diberikan tanda tanya karena intonasinya adalah intonasi tanya.

Sering terjadi bahwa unsur-unsur kalimat yang merupakan kesatuan ditampilkan dalam urutan yang terpisah, yaitu diinterupsi oleh unsur-unsur yang kurang esensil sifatnya. Dalam hal ini harus dipergunakan tanda-tanda baca, agar hubungan itu tidak menjadi kabur. Misalnya kita tidak boleh memisahkan unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan seperti subjek dan predikat, atau sebuah kata dengan keterangan yang erat. Sebaliknya kit harus memisahkan anak-anak kalimat yang independen dalam sebuah kalimat majemuk, memisahkan subjek dari unsur-unsur pengantar predikat yang mendahului subjek, memisahkan unsur-unsur yang setara, dan lain sebagainya.

Macam-macam Pungtuasi:
Yang lazim dipergunakan dewasa ini didasarkan atas nada dan lagu (suprasegmental), dan sebagian didasarkan atas relasi gramatikal, frasa dan inter-relasi antar bagian kalimat (hubungan sintaksis). Tanda-tanda tersebut adalah:
a. Titik, atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazim dipakai untuk: Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat. Bila kalimat tanya dan perintah atau seru mengandung pengertian akhir, yaitu berakhirnya suatu tutur, maka tanda tersebut digunakan sebagai sebuah tanda titik.

b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan yang terdiri dari tiga hurug atau lebih hanya dipakai satu tanda titik:
Dr. (Doktor), dr. (Dokter), Ir. (Insinyur) M.Sc. (Master of Science), Drs. (Doktorandus), dkk. (dan kawan-kawan), d.a. (dengan alamat).
Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan titik: MPR, ABRI, Hankam, Ampera, dll.

c. Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik: 1.000, 57.987. pukul 5.45.42
Bila bilangan itu tidak menunjukkan jumlah maka tanda titik itu tidak dipergunakan: Pada halaman 5675 terdapat kata-kata berikut. Ia lahir pada tahun 1976.
Modernisme sebagai kelanjutan dari masa reinesance ternyata hanya melahirkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan,tetapi tidak dalam penegakkan jati diri kemanusiaan seperti yg di cita citakan kaum humanis sa'at melawan kekuasaan gereja gereja dan doktrinitas agama di masa peterilistik dan skolastik. Modernitas hanya melahirkan kegersangan jiwa bagi manusia modern.
Agama/islam khususnya,sesungguhnya tidak membatasi ruang gerak bagi naluri kemanusiaan maupun akal rasional untk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan seperti yg di tuduhkan kaum atheis selama ini.

Agama/islam khususnya,justru mendorong setiap orang untk mentafakuri keajaiban keajaiban dalam setiap peristiwa yg terjadi di semesta jagat raya ini,dalam rangka untuk mempertegas pengakuan akan kemaha segalaan Allah sbg pencipta penggerak sekaligus pengendali.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" QS. Al-Mujaadilah: 11
"Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
QS. Thaahaa: 114..
maha benar Allah dgn segala firmanNya.

Boleh jadi seseorang mengetahui mengerti dan memahami ajaran ajaran moral suatu agama,tetapi tdk lantas begitu saja dia mulus dalam mengimplementasikannya di kehidupan dunia yg di penuhi jebakan jebakan,sebab setiap orang harus menghadapi pertempuran akbar,dan musuh terbesarnya adalah dirinya sendiri.

Manusia sebagai makhluk ruhaniah,disamping memiliki potens ruh hewaniyah yg mereflexi dalam bentuk desakan kehendak selera diri rendah,juga memiliki potens ruh ilahiyah yg mereflexi menjadi suara kemanusiaan dalam bentuk hati nurani.
Apapun rasnya,apapun suku bangsa dan budayanya,hati nuraninya sama persis;yg membedakan hanya pada persepsi,interpretasi dan pola implementasinya.

Dari luar dirinya manusia menghadapi kendala sosial budaya dll serta destorsi informasi seiring perjalanan waktu yg cenderung mengaburkan informasi sejarah yg berdampak pada penyimpangan penyimpangan tafsir;belum lagi intervensi iblis yg menyimpan dendam berakar dengki,dan sangat piawai dlm hal memainkan perangkat lunak di dalam jiwa setiap orang

Ketika kaum agama mengambil hak tuhan,menghakimi musuh yg tdk sepaham,mengatas namakan cinta dgn meniupkan kebencian,dada umatpun lalu di penuhi amarah,gelap jiwa dan gelap akalnya.
Tuhan seakan realita obyek yg menakutkan,sok berkuasa,kasar dan beringas.
Orang orang yg bimbang semakin terkoyak gelisah,dan semakin menjadi jadi kesangsiannya.
Mereka lalu berhimpun di suatu tempat,danmengikrarkan agama cinta dgn kemanusiaan sbg tuhanya.

Dalam gelap ada secuil cahaya yg luput dari sergapan awan hitam
Dalam diam ada gerak yg memaksaku untk mengikuti iramanya
Orang orang berbaku hantam menghunus parang dan bersemangat meneriakan nama tuhannya
Tuhan yg mana yg sedang di belanya
Kebenaran siapa yg di ikutinya
Ketika ruh agama telah tercerabut dari bumi
Orang orang gelap jiwa dgn bodohnya bergerak meraih fatamorgana.

Selama engkau membanggakan pencapaian akal rasionalitasmu dan menafikan keberadaan akal batinmu,maka engkau tidak akan pernah mengerti maksud dari setiap peristiwa yg terjadi di semesta jagad raya ini.
Engkau tidak akan pernah mengerti mengapa tuhan membiarkan pertumpahan darah terus berlangsung di muka bumi.
Di biarkannya manusia membangun peradaban yg sombong,lalu negeri negripun di di lenyapkan keberadaannya.
Tetaplah patuh pada perintah anjuran dan laranganNya
Selama itu datang dari sumber hukum kebenaran.

Juned Topan 01022012

salam !