7 Juli 2011

SAJAK-SAJAK CINTA FAKHRUDIN `IRAQI


(Fakhrudin `Iraqi adalah penyair Persia akhir abad ke-13 M yang tinggal di India. Ia lahir pada tahun 1211 dan wafat 1289 M. Pemikiran tasawufnya termasuk ke dalam madzab Wujudiyah Ibn `Arabi. Pengaruh Iraqi tidak terbatas hanya dalam kesusastraan sufi di India, tetapi juga di Nusantara.

Sajak-sajaknya banyak dijadikan sumber rujukan oleh Hamzah Fansuri).

HATI YANG RINDU

Hatiku yang rindu telah hampir kepada-Mu

Tulang belulangku jauh di dalam penjara:

Mengapa Kau sembunyikan wajah-Mu dariku?

Namun cinta tak kenal rintangan

Kau lintah, aku sakitnya

Kau sedih, aku senang:

Kilau kencana-Mu, bagaikan anak panah

Nukik nusuk kalbuku

Walau anggur tak pernah nyentuh bibirku

Oleh rindu aku pun mabuk;

Di laut pedih-pedihmu

Kapal hidup dan harapku karam

O Kau yang senantiasa

Menyinarkan matahari baru di langit

Dalam gurun cinta-Mu

Aku tinggal dan mengembara

TAK DAPAT KULIHAT

Terlindung oleh cintamu jiwa dalam diriku karam, tak dapat kulihat!

Maksud cintaku yang kaurahasiakan tak dapat kulihat, tak dapat!

Ketenangan dan kesabaran tak kujumpai dalam pikiran, tak kujumpai!

Pun keluhuran dan persahabatan yang leluasa, tak dapat kulihat!

Tunjukkan dalam wajahmu tanda kemurahan, karena duka telah kumatikan.

Selain di wajahmu tak kulihat ampunan, tak kulihat!

Jika kau tak melihatku, langkahkan kakimu, karena aku telah tercerai dari kehadiranmu lembut

Kehidupan kekal di bumi tak kulihat, tak kulihat!

Ya Ikhwan, ulurkan tanganmu, tolongkah aku, karena aku telah tercebur dalam ombak

Yang mana puncak, jika puncak ada, namun tak kulihat!

Penuh ampunan dan lembut udara pergilah ke sana dan tempatku pun dibenahi pula

Sebuah tempat yang layak sejak terpisah darimu, tak kulihat, tak kulihat!

Jalan sufi mengajarkan pada Iraqi, di mana pun pintu-Mu terbuka

Namun karena jalan tertutup tak kulihat, tak kulihat!

TANGAN TUHAN

Bukan ini atau itu yang membuatku takut

Dalam semua tangan kusaksikan Tuhan

Hatiku remuk sudah, otakku buta terbalut

Tak kupunya lagi tenaga iman dan pikiran

Kungkungan kuat yang kudengar dari-Mu

Lebih manis bagiku dibanding hidup

Ialah yang kupilih hanya

Pernahkah kutolak cinta-Mu padaku?

Ampuni aku, kumohon

Jika ingin-Mu membunuhku

Jangan biarkan tangan-Mu yang menyilau perak

Yang pernah menggenggamku erat-erat, mengoyakku

Tiada berhala lain yang kupuja

Selain cinta, hiburan dan kebiasaan lamaku

Karena aku mati oleh derita-Mu

Jangan sesali aku yang tak berdaya ini

SEGALANYA ADALAH DIA

Dialah satu-satunya yang sempurna dan agung

Kekal selamanya, tak terbayangkan Kesatuannya

Karyanya yang mentakjubkan tak terurai oleh akal

Dia bukan jiwa dari segala jiwa

Sebab Dia bebas dari ruang dan tak terjangkau

Oleh akal yang cerdik atau pun indera

Di hadapan hakekat-Nya yang murni

Nafi dan isbat sia-sia belaka

Benda apa pun yang dilahirkan rasa untuk pikiran

Atau terjelma dalam angan, semua

Memiliki hidup dalam Dia, ya, segala

Berpusat kepada Dia, segala adalah Dia

Betapa pun apa yang tampak ini berbeda

Tak lain dari Dia, hanya saja mata

Tak melihatnya. Kata-kata-Nya adalah pertama

Dan penghabisan: Sebab Dia mencipta

Dia ada di dalam dan di luar Diri-Nya

Rumah tubuh terang sebab pintu roh terbuka

Oleh cahaya Ilahi. Dia adalah cahaya

Langit dan bumi, sinar-Nya yang kekal

Adalah Roh Suci. Siapa yang memiliki jiwa terang

Halaman rumahnya akan terang bendera pula:

Di dalam kaca pelita relung malam

Cahaya pagi hari Dia nyalakan, dan waktu jiwa

Duduk dalam cahaya, hati yang tenteram

Segera melompat ke dalam api yang berkobar-kobar

Demikian Sahabat, kami membuat perumpamaan

Antara nyala dan apinya, dan sejak itu

Beban kami lenyaplah

Ketika Kekasih menunjukkan wajah-Nya

Penglihatanku naik jadi penglihatan batin

Mata manusia tak dapat mengungguli kilauan

Yang memancar dari cahaya Tuhan:

Jika kau hanya memandang penglihatan kasarmu

Matamu tak melihat, terlindung dari cahaya TUhan

Jika kau ingin menghamba kepada-Nya

Dan mendapatkan kurnia-Nya

Dialah matamu, telingamu, lidahmu, otakmu

Dan karena melalui Dia kaubicara, dan melalui Dia

Kau mendengar, di hadapan wujud-Nya kau pun tiada.

DUNIA CINTA

Mana ada hati yang tak menyemburkan luka bila tertusuk cinta

Mereka yang tak pernah merasakan sakit cinta

Adalah lumpur yang tak berjiwa

Palingkan dirimu dari dunia, belokkan kaki kelanamu dari sana

Songsong kerajaan cinta dan rasakan lezatnya

CAWAN ANGGUR

Cawankah itu yang cerlang karena berisi anggur

Atau matahari terang yang menembus awan?

Teramat jernih anggurnya, teramat bening cawannya

Keduanya satu jua kelihatannya

Semua adalah cawan, anggur tidak ada

Atau cawan tak ada, seluruhnya anggur semata:

Sebab udara telah terjerat oleh sinar matahari.

Cahaya yang bercampur kegelapan malam menjemukan

Maka malam menjadikan siang sebagai senjatanya

Lantas dipesanlah olehnya aneka perhiasan dunia

Jika kau tak tahu mana siang mana malam

Atau mana cawan mana anggur

Dengan anggur dan cawan

Tuhan mencipta Telaga Hidup dan tanda rahasia-Nya:

Seperti malam dan siang mungkin kaukira

Antara pengetahuan yang satu dengan yang lainnya

Dan rasa jemu adalah kesangsian yang membingungkan

Jika perbandingan ini belum jelas padamu

Begitulah semua perkara yang tinggi dan rendah

Carilah cawan sebagai cerminan dunia

Supaya kausaksikan dengan mata akalmu

Bahkan segala tak lain kecuali Dia

Jiwa, kekasih, hati dan kesaksiannya

Bertumpu pada Dia semata.

“Walau Bentuk,” katanya, “mengumumkan aku ini anak Adam

Namun kedudukanku sebenarnya jauh lebih luhur lagi

Jika dalam cermin Keindahan kupandang

Alam semesta adalah bayang-bayangku yang terselubung

Pada Matahari Langit, lihat betapa aku ini nyata

Tiap renik alit dapat menyaksikan aku

Hakekatku yang terdalam dibuktikan oleh roh suci

Dan dalam rupaku semua bentuk insan datang mengalir

Laut hanya setitik dari isi Lautku

Cahaya tak lain seberkas Kemilauku yang tersebar luas

Dari Arasy ke Babut, semua yang terlihat itu

Tiada kecuali Sebutir Debu yang mengendarai sinar matahari

Bila Tirai sifat-sifat wujud telah tersingkap

Keajaibanku memancar atas Dunia yang bersinar-sinar

HATI NANAR

Lagi hati nanarku mengambil anggur cinta

Dan bersandar di dada cinta:

Lagi jiwaku menyerahkan diri padanya

Tenteram dalam buaian cinta

Ke dalam otak yang gundah anggur dituang

Buih mendidih berkat puji-pujian:

Beri aku anggur, sebab sekali lagi

Akan kutunjukkan kepala murungnya

Dalam pesona wajah-Mu molek

Sampailah jiwaku, masuklah kalbuku

Dalam hatiku, cinta yang lain tak punya

Tempat lagi, riang sudah datang

Burung cinta melayang ke dalam hatiku

Menyampaikan pesan Pencintaku

Dengan senang aku pun mati untuk-Nya

Dan hidup kekal bersama-Nya

(Terjemahan Abdul Hadi W. M.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar