19 Oktober 2011

MEDITASI -- SAJAK-SAJAK AL-MA`ARRI

Abdul Hadi W. M.

Abu al-`Ala al-Ma`arri(973-1058 M) adaah penyaiir Arab yang masyhur. Karya-karyanya dianggap sebagai puncak perkembangan sastra Arab dari zaman kekhalifataan Abbasiyah. Ia lahir di Ma`arrat al-Nu`man Syria. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan terpelajar dan sejak kecil Ma`arri dididik dalam lingkungan terpelajar. Pada umur 4 tahun dia diserang penyakit cacar hingga buta matanya.

Pada masa muda Ma`arri mempelajari al-Qur'an dan Hadis dar guru-guru terkemuka. Setelah dewasa dia pindah ke Aleppo untu mempelajari bahasa dan kesusastraan. Ia juga banyak menulis esai-esai sastra dan masalah kemasyarakatan. Kritiknya sangat tajam kepada penguasa dan ulama. Pada masa akhir hayatnya dia menjadi pengkut gerakan Zuhudiya, yang merupakan cikal bakal gerakan sufi.

MEDITASI

Dalam peti jenazah jam-jam

Tersimpan peristiwa-peristiwa

Tunggu Tangan malaikat penjaganya

Membuka tutupnya

Dan Sang Pencipta tak terhingga

Yang syairnya ialah Waktu

Tanpa roda digerakkannya semua ini

Sehingga cabik dan koyak dada

Malam-malam berlalu

Semua suara membisu

Lambat cepat tak terasa

Semua yang datang dan tiba

***

Kehendak-Nya terpelihara

Dari kekeliruan

Duri-duri runcing waktu

Nancap menusuk kalbu kita

Pemberian-Nya ialah pinjaman semata

Yang akan diambil-Nya kembali

Anugerah-Nya membuat orang bodo

Bahagia dan lupa diri

II

Bukan kelahiran kupilih atau usia tua dan hidup

Apakah tuntutan Masa lampau akan diberikan oleh Masa kini?

Dipaksa oleh Hari Kiamat di sini aku harus berada

Takkan dapat aku pamit sebelum pergiku direstui Takdir

Kau yang ingin menunjuki aku agar selama dari khalayan kabur

Bohong, sebab dongengmu membuatku kian kebingungan

Apakah kau dapat menukar tanda ini dengan rasa malu

Atau dapatkah perkara yang sama dipertukarkan?

III

Perintah demi perintah disampaikan dengan bukti yang nyata

Namun tak seorang tahu siapa yang akan ditimpa keruntuhan

Kitab Muhammad, al-Qur`an, ya juga Taurat Musa

Pun Injil Isa anak Maryam dan Zabur Daud

Tak kenal bangsa larangannya, dan apabila hikmah mereka binasa

Akan binasa pula seluruh umat manusia

Manusia memiliki dua rumah untuk tinggal dan Hidup ini

Ialah jalan yang harus dilalui musafir tiada henti

Lihat desa dan kampung yang ditinggal seluruh penghuninya

Lihat kubur yang sering diziarahi orang-orang

Tiada rumah atau kuburan pada akhirnya di muka bumi

IV

Zaman demi zaman berlari kencang dalam kegelapan

Tiada satu pun fajar mengibarkan sinar matahari yang benderang

Hari-hari berubah, peristiwa-peristiwa berlalu,

Namun dunia masih berdiri dengan negeri Timur dan Baratnya

Pena mengalir dan perintah dilaksanakan

Di atas kertas tinta pun kering sesuai kehendak Takdir

Dapatkah Khusraw menyelamatkan wali negerinya yang zalim

Dari kuburan, pun dapatkah Caesar menyelmatkan pahlawan perangnya?

V

Hanya duka untuk manusia, yang selepas mengembara

Memuaskan keinginan, tiba-tiba didatangi Hari

Yang berkata, “Ayo, masuklah ke dalam kuburmu sekarang!, Kaki

Yang dulu gemar menginjak debu, kening angkuh dan tulang yang riang!”

VI

Terkaman kematian dan kedatangannya kusambut kembali

Aku mau jubah mewahnya diselimutkan ke atasku

Mereka anggap dunia ini tempat tinggalnya yang tetap

Namun jika punya fikiran, kehilangan takkan mereka tangiskan

Tanpa disangka bencana dimaklumkan, yang lain disimpan

Di lengan dan genggaman tangannya

Dengan pedangnya kita semua dipegangnya dan ditaklukkan

Tombaknya ditusukkan dan direcainya kita sehingga berkeping-keping

Dialah Sang Pemenang yang memiliki kuasa dan harta

Bagi yang dikalahkan kedatangannya sekejap saja

Dan ini pula peristiwa yang ganjil, namun indah dan mengharukan

Setiap orang ingin memiliki dunia seraya menghalang jalannya sendiri

VII

Jika waktu membantumu mencapai kemenangan

Musuh-musuhmu akan dibantu pula membalas dendam

Bola panas hari yang berpijar dibawanya bagai barang rampasan

Sambil melenyapkan udara sejuk yang disebar fajar

Terjemahan Abdul Hadi W. M.

WebRepOverall rating

Tidak ada komentar:

Posting Komentar