6 Juni 2011

TAFAKUR

Tak kubutuhkan goa sunyi
Tak kubutuhkan padang sepi
Inilah pertapaanku
sebuah rumah kecil dgn enam orang anak dan seorang istri yg setia tinggal dalam kesederhanaan
di luarnya riuh gaduh tetanggaku yg asik bercengkrama tentang dunia
aku tdk pergi melebihi batas pintu
sesekali melongok lewat lubang tembok
burung 2 masih tetap bebas bernyanyi di tiap 2 pagi mengiringi matahari
anak anakku nampak mulai gelisah terhasut dunia lalu menggedor gedor menuntut haknya
terkadang tetanggaku riuh gaduh bertengkar atas nama harga diri dan hal yg percuma
aku terus saja berdzikir menentramkan jiwa
kusapa para rosul dan nenek moyang mulia
ketakutan demi ketakutan bagai badai gelombang menghampiri dgn tegas aku ucapkan " tidak ada sesuatu musibahpun yg menimpa seseorang kecuali dgn izin Allah " lalu guncangan itu mereda perlahan
begitu pula kegembiraan yg hadir dgn pesonanya menakjubkan lalu aku kenang kisah nabi Sulaiman yg mabuk oleh pesona seekor kuda yg senilai separuh istananya
hingga panggilan rob maha suci terlewat dari kesadaranya ketika tersadar bahwa dirinya telah dilalaikan dari mengingat Tuhannya maka di dihunusnya pedang ditebasnya kuda kesayangan yg senilai separuh istana itu ... Kembali aku disadarkan untuk selalu siaga mewaspadai kegembiraan sbg musuh yg menggelincirkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar