29 Maret 2011

COMENTAR-COMENTARKU DI STATUSNYA SOE TJEN MARCHING

• Bila Tuhan menciptakan manusia, siapa yang menciptakan Tuhan? Bila Tuhan tidak ada yang menciptakan dan ada dengan sendirinya, bukankah teori penciptaan itu sendiri bisa dipertanyakan jadinya?
24 Maret jam 17:06 • SukaTidak Suka •
o
o Rani Rachmani Moediarta dan 21 orang lainnya menyukai ini.
o

Nieki Ku Selalu masih ada waktu untuk
''menunggu dan melihat''.
24 Maret jam 17:12 • SukaTidak Suka

Agus Susilo teory penciptaan itu yg bagai mana to?
24 Maret jam 17:18 • SukaTidak Suka

Donny Danardono Tuhan adalah konsekuensi dari bahasa-bahasa yang arbitrari. Ia adalah kerinduan manusia [dengan bahasanya yang arbitrari dan tak alamiah] untuk mencapai kesempurnaan. Jadi tuhan memang tak terbahasakan, tak bisa dikonsepkan oleh bahasa apapun. Mengkonsepka tuhan adalah mereduksi yang tak terbahasakan.
24 Maret jam 17:20 • SukaTidak Suka • 2 orangMemuat...

Clare Halloran Manusia-lah yang menciptakan Tuhan untuk memenuhi keperluan dan kepentingan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Tuhan-lah yang harus melayani manusia, bukan sebaliknya.
24 Maret jam 17:25 • SukaTidak Suka • 2 orangMemuat...

Donny Danardono Kok bisa memikirkan tuhan, berarti kamu sudah bisa lari-lari dan sembuh :)
24 Maret jam 17:27 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Juned Topan Tuhan adlh inti dari keberadaan semesta jagad raya ini,transendental,absurd serta ghoib,yg tak mungkin sanggup logika mengurainya.. Dia tdk berawal,Dia tdk berakhir.. Dia tdk beranak,juga tidak di peranakkan.. Dia tdk menyerupai sesuatu apapun .. Planet planet yg bergerak beraturan,bumi yg terlapisi ozon,langit yg tegak tanpa tiang pancang,bergantinya siang dan mlm,sdh ckp bukti bg yg terbimbing hati &fikiranya .
24 Maret jam 17:36 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Hengky Kurniawan Pertanyaan klasik. Bikin theis mati kutu!
Solusinya? Beriman saja kl Tuhan ada LOL
24 Maret jam 17:51 • SukaTidak Suka

Donny Danardono ‎@Hengky: justru iman adalah pada yang tak terkonsepkan, tak terpikirkan, tak terbahasakan atau yang-tak-mungkin [the impossible] itu. Selama ini kita ---ehmm maksud saya: mereka --- tak tepat dalam memahami 'iman'. Kalau tuhan bisa dikonsepkan, maka ia bisa dijangkau dengan pikiran, bukan iman.
24 Maret jam 18:03 • SukaTidak Suka

Hengky Kurniawan ‎@donny: jadi contoh iman dalam definisi yang benar?
24 Maret jam 18:06 • SukaTidak Suka

Yenny Lubis iman = percaya dan menerima sesuatu itu benar, mengandalkan, setia dan taat, jadi mau mengimani Tuhan itu ada boleh, mau mengimani Tuhan itu tidak ada juga boleh, kan sama-sama tetap beriman...:-)
24 Maret jam 18:07 • SukaTidak Suka • 3 orangMemuat...

Donny Danardono
ya, beriman pada sesuatu yang-tak-mungkin [the impossible] dirumuskan dalam dan oleh bahasa. tuhan adalah yang-tak-mungkin itu. Jadi, sebenarnya, dengan mensosokkan tuhan [lihat semua agama yang ada dan pernah ada] orang-orang itu tak perna...h beriman pada tuhan. Mereka memikirkan tuhan dalam sosok tertentu dan kemudian menyesatkan atau memarahi orang-orang yang tak bertuhan seperti yang ia konsepkan. Jadi, yang sesat itu adalah yang mengkonsepkan tuhan dalam sosok tertentu. Spiritualitas kejawen saja bilang 'gusti allah tan kena kinaya apa' [tuhan itu tak bisa dipikirkan]. Entah ucapan ini berasal dari siapa?Lihat Selengkapnya
24 Maret jam 18:10 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Yoga Holdsworth Mungkin tuhan jg punya tuhan yg diciptakan oleh tuhan yg punya tuhan yg diciptakan oleh tuhan
24 Maret jam 18:12 • SukaTidak Suka

Aj Antonius kalo ga bisa dijangkau berarti sama dengan menghayal donk... ~_~"
24 Maret jam 18:31 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching Artinya, kalau tidak bisa dibuktikan - mau percaya mau tidak, ya tidak apa-apa dong. Beriman pada yang ada boleh juga. Tapi beriman pada yang tidak ada, berarti juga tidak ada salahnya. Kenapa beriman harus pada yang ghoib?
24 Maret jam 18:58 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Rudy Budianto Slamet Welcome back Mbak. Soe Tjen Marching, wow, kita senang sekali membaca pertanyaan yang "tajam" lagi, membuktikan Mbak sudah sembuh beneran !!!
24 Maret jam 19:11 • SukaTidak Suka

Juned Topan Jgn sombong,jgn berhalakan logika,nanti tersesat terjebak fatamorgana .. Sering kita terjebak hny mempercayai yg riil,yg terjangkau akal fikiran,itulah iman para filsuf .. Teori silih berganti datangnya,satu muncul,lain tenggelam,dan saling berbantahan,ini membuktikan bhw kebenaran akal hnylh fatamorgana,sementara realitas obyek yg ada di depanmu mrpkn refleksi dari kemaha segalaan zat tertinggi,terinti dan tunggal .
24 Maret jam 19:19 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching Yang sombong siapa? Saya ini nyantai saja kok. Mau percaya, silakan. Tidak, ya silakan. Justru bbrp yang percaya (untungnya tidak semua), kok maunya memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri. Hayo, ini kan juga memberhalakan kebenaran mereka namanya. Jadi, siapa yg sombong sebenarnya?
24 Maret jam 19:26 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Hamzah Fansuri awal mula perdebatan soal iman ini bisa juga tuh dilihat dari sosok nabi, nah justru ketika manusia mulai mengenal ilmu yang pertama kali ditolak adalah konsep kenabian itu. dalam posisi yang lain soal keimanan juga bagian dari diskursus yang dikonstruksi oleh subjek-subjek yang punya otoritas (berpengetahuan)
24 Maret jam 19:28 • SukaTidak Suka

Juned Topan Soe tjen yg terhormat,aku tdk mengklaim diriku paling benar,juga tdk sedang memfonis dirimu sesat,tapi aku hanya mengingatkan mereka yg terlalu memberhalakan rasionalitas dan menafikan keberadaan elemen jiwa yg lain,yaitu akal batin/akal intuisi yg kapasitasnya lebih luas di bandingkan akal fikiran,akal inilah yg mampu memahami yg transendental,absurd dan ghoib .
24 Maret jam 19:38 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching
‎Juned Topan - kalau gitu, dibalik bisa juga kan? Berarti saya juga punya hak dong.
Junedyg terhormat,aku tdk mengklaim diriku paling benar,juga tdk sedang memfonis dirimu sesat,tapi aku hanya mengingatkan mereka yg terlalu memberhalakan yg ...ghoib2 dan keberadaan elemen jiwa yg lain,yaitu akal yg kapasitasnya lebih luas di bandingkan yang tidak ada,akal inilah yg mampu memahami hal-hal yang cuma fantasi, yang diadakan karena khayalan.Lihat Selengkapnya
24 Maret jam 19:55 • SukaTidak Suka • 3 orangMemuat...

Aldi Yung assalamualaikm...udh saatx yg lupa d ingtkan...yg salah d luruskn...
Jd kembali sm diri kt sndri...dan jgn lupa tuntut lh ilmu itu sampai akhir hayatmu...
24 Maret jam 19:57 • SukaTidak Suka

Gunawan Napitupulu Yang menciptakan Tuhan adalah Tuhannya Tuhan , yang menciptakan Tuhannya Tuhan adalah Tuhannya Tuhannya Tuhan.....dst dst ! Hehehe...!
24 Maret jam 20:04 • SukaTidak Suka • 2 orangMemuat...

Gunawan Napitupulu Jika kita bersandar pada akal sehat dan Sejarah Peradaban manusia dari mulai beberapa ribu tahun yang lampau maka sebenarnya yang menciptakan Tuhan adalah manusia itu sendiri.
24 Maret jam 20:15 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Juned Topan Sdh jelas itu hak stp orang untk prcy ataupun tdk prcy trhdp keberadaan yg transendental.. Ilmu kedokteran bisa jadi tlh mengurai scr detail keberadaan organ tubuh serta cara kerjanya,begitu pula dgn ahli jiwa yg menguasai teori kejiwaan,tapi logika siapa yg snggp mengurai keberadaan ruh yg mrtkn inti dari setiap gerak kehidupan manusia ; dari mana pula dtngnya rasa kemanusiaanmu ktk mlht org lain teraniaya .
24 Maret jam 20:18 • SukaTidak Suka

Anton Hartomo maka bagus baca buku2 atlantisnya santos
24 Maret jam 20:38 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching ‎Juned Topan - siapa bilang logika bisa mengerti semua? Tapi kalau ngotot akan kebenaran satu hal tanpa logika, itu payah namanya. Karena dengan begitu, yg lain juga bisa ngotot akan apa saja dong. Saya bisa tidak percaya dengan apa pun atau percaya pada apa pun. Pada komputer, pada bebek, atau apa saja. Atau percaya kalau bebek itu kuda. Dan kalau didebat, lho ini di luar logika. Jangan berani2 mendebat! Gitu kan?
24 Maret jam 20:48 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo
Tuhan yang kita kenal adalah ciptaan manusia, dan itu dapat dibuktikan sejarah dan arkeologi, makanya Karen Armstrong bisa bikin buku "The History of God" karena memang Tuhan yang kita kenal lewat agana Samawi itu merupakan hasil evolusi se...iring evolusi sosial budaya masyarakatnya. Tuhan yang dimaksud sodaraku Juned Topan kiranya bukan Tuhan yang itu tetapi Tuhan yang dikhabarkan Surah Al Ikhlas yang dikutip sebagian artinya olehnya di atas.... Sekedar untuk olah argumen, saya mau tanya Juned. ...Di dalam Al Ikhlas dikatakan Tuhan itu Satu. Tuhan tempat memohon. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tiada sesuatupun yang menyerupainya ... Coba renungkan ayat itu, bukankah artinya Tuhan tidak ada? Sebab kalau dia satu, tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanakkan ... tentu banyak hal yang menyerupaiNya. Kepalaku satu, pelimu satu (punyaku satu juga tapi ukurannya dobel L bisa dianggep sama dengan dua sih) gunung Lawu satu, konsep satu, satu ... jadi sesuatu yang dikatakan satu, pasti menyerupai hal lain yang dikatakan satu, to? Tempat meminta? Aku tempat meminta anak istri teman dan banyak pihak lain, bahkan negara juga minta sama aku, jadi sesuatu yang menjadi tempat meminta, pasti menyerupai hal lain yang juga tempat meminta. Tidak beranak dan tidak diperanakkan ... semua benda mati, tidak beranak dan tidak diperanakkan ... dan kalau sesuatu yang memenuhi syarat : 1, tempat minta, tidak beranak dan diperanakkan itu dikatakan juga tidak menyerupai sesuatu yang lain ... artinya ... yang diceritakan itu TIDAK ADA? Iya apa iya ??? Hayoooooo jawab ya Ned ... yang pinter ya, jangan mendeskreditkan rahmat Tuhan yang berupa akal, logika ataupun kuda hehehe ...Lihat Selengkapnya
24 Maret jam 20:55 • SukaTidak Suka • 2 orangSoe Tjen Marching dan Rudy Budianto Slamet menyukai ini.

Juned Topan Aku bkn mau mendiskriditkan akal rasional yg begitu dahsyat cr krjnya dlm merespon stp keinginan hati . Peradaban dibangun atas mimpi,akal yg mewujudkannya,ktk mns ingin menaklukan badai samodra,akal memenuhinya,begitu pula keinginan untk mengembarai angkasa. Akal mncptkn bhs untk berbicara,ilmu pemerintahan untk menata ngr,begitu pula untk bkrj,akal mncr tahu tentang alam .tp siapa di balik keberadaan akal .
24 Maret jam 21:36 • SukaTidak Suka • 2 orangMemuat...

Anton Hartomo kembalilah dari 'agama'.
24 Maret jam 21:38 • SukaTidak Suka

Gunawan Napitupulu Siapa di balik keberadaan Tuhan ?
24 Maret jam 21:46 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching
Siapa di balik keberadaan akal? Kalau tidak pakai logika, jawabannya bisa apa saja: bisa peri, peri monyet, bisa saya sendiri. Kan tidak pakai logika.
Dan karena saya pakai logika, saya ingin menggunakan logika ini semaksimal mungkin tanpa m...engurangi adanya kemungkinan kalau logika ini salah. Karena itu, seseorang tidak boleh berhenti untuk selalu bertanya.Lihat Selengkapnya
24 Maret jam 21:51 • SukaTidak Suka

Anton Hartomo logika itu baru seupil kuku kelingking, zus. dulu waktu aku pertama di ozzy ya gitu penyakite
24 Maret jam 21:53 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching Justru itu - logika baru seupil kuku kelingking. Apalagi kalo gak dipake - malah nyasar kemana-mana. Dipakai saja bisa salah kok!
24 Maret jam 21:54 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo ‎Juned Topan belum menjawab pertanyaanku. Kalau kita percaya pada Al Qur'an, khususnya Surah Al Ikhlas, bukankah surah itu membuktikan bahwa Tuhan TIDAK ADA?
24 Maret jam 21:54 • SukaTidak Suka

M Radid Akbar sorry menyela.. apa sih yang anda-anda maksudkan dengan "tuhan"?
24 Maret jam 22:00 • SukaTidak Suka

Juned Topan Filsuf yunani brpndpt kenalilah drmu,maka kamu akan kenal tuhanmu.. Mns mrpkn makhluk ruhani yg trdr dr bbrp elemen jiwa,sprt ruh hewan,ruh alam & ruh ketuhanan . Akal merespon desakan hati,smntr hati mrpkn medan laga . Jk hati dlm kekuasaan ruh hewan/ego rendah,maka akalpun mnjd budak yg hrs melyn stp perintahnya,jk hati dlm kekuasaan ruh sejati,maka prilaku yg tampil mrpkn reflexi dari sifat ketuhanan .
24 Maret jam 22:18 • SukaTidak Suka

Juned Topan Bram,tidak ada dalam arti un fisik,un logic,un materi,tapi sifat sifat turunannya jika kita tafakuri akan terfahami,begitu pula realitas obyek yag hadir merupakan refleksi dari kemaha segalaannya,pergantian siang dan malam serta keteraturan pergerakan planet planet merupakan kemaha kuasaannya,begitu pula amuk samodra dan gelegar gunung .
24 Maret jam 22:42 • SukaTidak Suka

Anton Hartomo GUSTI AKU, AKU GUSTI (pikir n rasakan)
24 Maret jam 22:43 • SukaTidak Suka

Juned Topan Itu konsep manunggaling kawulo lan gusti yg banyak di salah fahami oleh orang 2 jawa pada waktu itu .. Ketika seseorang sanggup luruh atau fana/lenyap dari segala kehendak,maka seseorang hanyalah media yg dgn sempurna mampu mentransfer kehendak tuhannya,segala gerak dan aktifitasnya merupakan transformasi dari kehendaknya .
24 Maret jam 22:58 • SukaTidak Suka

Anton Hartomo baca yang kini donk, filsafat communicayionalism/sartre baru sampai kelanjutan einstein hawking ah. lagi kususun bukletnya..hehe.. alami, LAKU, bukan logik aje hehe asereje
24 Maret jam 23:00 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Gunawan Suryomurcito Bagaimana kalau anda-anda sekalian baca dulu serial tulisan AA Jin SM di Superkoran Apakabar (Apakabar.ws) tentang Tuhan, lalu kita bahas di sini?
25 Maret jam 1:47 • SukaTidak Suka

Manneke Budiman Kalo jawabannya dimintakan dari iman, maka seperti yang sudah dikatakan banyak penanggap, Tuhan adalah awal dan akhir. Tapi kalo jawabannya dimintakan dari segi science, ya para scientists-lah yang mestinya menjawab. Sebab, buat orang beriman, pertanyaan utamanya bukan itu, melainkan kenapa Tuhan menciptakan alam semesta dan isinya? Pembuktian bukan obsesi utama keimanan.
25 Maret jam 2:31 • SukaTidak Suka

Noor Imam Hidayat Tuhan adalah yang awal dan akhir,teori itu gak berlaku bagi Tuhan.Hanya berlaku bagi mahluk....
25 Maret jam 7:03 • SukaTidak Suka

Rinaldo Ananta membicarakan Tuhan itu berarti membicarakan esensi, bukan eksistensi.
ilmu pengetahuan manusia tidak akan sanggup untuk mencari dan memahami eksistensi Tuhan,
25 Maret jam 8:13 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Juned Topan Seorang filsuf menembak kplnya sndr,di sa'at brd dlm pusaran gelisah & hampa jiwa . Dlm benaknya,mati hari ini atau kapanpun sama saja,sbb hidup hanyalah antrean menunggu kematian yg datangnya pasti,smntr hidup hnylh kosong tnp makna . Tuhan hnylah omong kosong ; sorga neraka hnylah fiksi karangan para pendeta untk menteror umat agar menta'ati aturan2 yg tlh di buatnya .. Begitu dahsyatnya akbt dr keliaran berfikir .
25 Maret jam 11:08 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo Kalau betul neraka yang berisi api abadi itu ada, ayo tunjukkan! Dunia kini sedang krisis energi. Daripada bikin PLTN yang bisa njeblug dan mahal, mendingan kita manfaatkan api abadi neraka untuk kemaslahatan bersama!
25 Maret jam 11:20 • SukaTidak Suka

Juned Topan Mimpi di dalam mimpi.. seperti itulah gambaran situasi hidup di kesementaraan dunia ini .. Realita obyek yg nyata nyata terlihat mata dan mengaduk aduk beragam rasa.. sesungguhnya maya.. Kita semua tengah tertidur pulas.. Ktk kematian datang menepati janjinya.. engkau akan terbangun.. dan melihat dgn nyata segala apa yg selama ini tlh di sangkal oleh logika .. Matilah sebelum mati .. Mati di dalam hidup .
25 Maret jam 13:18 • SukaTidak Suka

Rinaldo Ananta
wkwkwk ... lucu kalo baca Om bram comment.
ngomong" Om Bram percaya sama afterlife ga ? heehee

setau saya, sampai saat ini teori big bang, cyclic universe dan multiverse dll.. .semua itu cuma sekedar hipotesa yang dianggap masuk akal karena a...da kondisi yang "scientifically" bisa dipakai sebagai pijakan hipotesa... (biasanya ini yang dijadikan pijakan atheis untuk menjelaskan tidak adanya campur tangan Tuhan dalam penciptaan alam semesta)
belum ada bukti atau data yang pasti untuk mmastikan kebenarannya ....

itu adalah salah satu bukti bahwa logika dan sains masih belum cukup untuk menjelaskan tentang eksistensi Tuhan.

daripada pusing mikirin siapa yang menciptakan Tuhan, mendingan kita ngopi sambil mikir gimana caranya nurunin Nurdin Halid .... wkwkwkwkwkLihat Selengkapnya
25 Maret jam 14:06 • SukaTidak Suka

Juned Topan Terjadinya ledakan besar yg mengawali terbentuknya alam semesta ini merupakan bukti bahwa alam semesta ini di ciptakan dari ketiadaan dan akan berakhir pada ketiadaan,bukan ada dgn sendirinya sejak dahulu kala,seperti yg di klaim para matrialisme .
25 Maret jam 15:31 • SukaTidak Suka

Donny Danardono
‎@Juned Topan: pendapat anda tentang big-bang, penciptaan dan kiamat itu sebenarnya berasal dari rasionalisme tertentu, yaitu monoteisme yang menganggap tuhan transendens. Sebaliknya pendapat saya tentang tuhan sebagai celah yang muncul k...arena kearbitrarian (ketidakalamiahan) bahasa-bahasa adalah pendapat yang tidak berangkat dari rasionalisme apapun, tapi dari filsafat bahasa. Jadi saya yakin kehadiran tuhan tidak mendahului bahasa. Tuhan terjerat dalam bahasa. Dan iman, ia muncul sebagai ekspresi tentang ketidakmungkinan merumuskan/mengkonsepkan (suatu bentuk rasionalisme) tuhan dalam bahasa apapun.Lihat Selengkapnya
25 Maret jam 15:41 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo
‎@Rinaldo Ananta, saya percaya hukum kekekalan masa dan hukum kekekalan energi ... swemoga kita semua mati sekali saja dan hidup selamanya. Sebagai Muslim saya yakin bahaw Tuhan itu Tidak ADA bahkan yang menciptakan ada dan tiada, juga penc...ipta Ruang dan Waktu. Big Bang hadir di dalam ruang dan waktu jadi sebelumnya ada juga sesuatu entah apa itu. Saya juga percaya Kiamat sudah dekat dan nanti setelah kita semua mati mungkin ada juga peristiwa lain yang dapat kita sadari atau mungkin juga tidak yang jelas kita ndak bisa nuntut siapa-siapa apapun yang terjadi. Jadi sambil nunggu Kiamat mendingan kita happy saja di sini baik-baik dengan sesama dan membela kaum minoritasLihat Selengkapnya
25 Maret jam 16:02 • SukaTidak Suka • 2 orangMemuat...

Juned Topan Kalau sebagian bsr umat ber agama di tny untk apa anda hdp di dunia,jwbnnya yaitu :beribadah kpd tuhan pncpt . Ktk pertanyaan tsb diajukan kpd atheis jwbnnya yaitu:menebar kebaikan di muka bumi . Hampir sama memang misi mrk,yg beda pada orientasinya,jk yg satu meyakini akan adanya hidup stlh mati & pertanggung jawaban dlm pengadilan agung,sdng yg satunya memenuhi desakan naluri kemanusiaannya,dan selesai titik .
25 Maret jam 16:38 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Juned Topan Kalau saja kita snggp melepaskan diri dr nama,lalu menghadirkan kemaharajaannyayg agung,absolut tak terbantahkan,ksh syngnya yg maha lembut,mngkn kita tdk lg tercerai berai sprt skrng ini,terpisah dlm labirin 2 yg bernm agama . Lalu kita bersatu membngn peradaban yg santun,yg berpihak kpd kemanusiaan.. Ttp ketahuilah kemanusiaan tnp agama hnylah fatamorgana.. Smntr agama tnp mengetengahkan kemanusiaan adlh dusta .
25 Maret jam 17:19 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Soe Tjen Marching FBku gangguan sejak tadi malam. Mau komen di sini, tidak bisa, tahu2 sudah panjang komentarnya. Silakan dilanjutkan diskusinya.
25 Maret jam 20:51 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo ‎Juned Topan bilang kemanusiaan tanpa agama adalah fatamorgana. Itu tidak betul. Kemanusiaanm tanpa agama ya kemanusiaan. Yang optional itu agama, yang harus ada itu kemanusiaan dan banyak sungguh banyak orang yang secara manusia sangat baik dan berguna pada sesama padahal tanpa agama.
25 Maret jam 20:53 • SukaTidak Suka

Soe Tjen Marching ‎Juned Topan - apa tidak kebalik? Agama kan fatamorgananya manusia?
25 Maret jam 20:58 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Dwi Dolcy's Hastutik Tembem Hahaha... Isinya orang pintar smua... Saking pinternya malah bingung dgn Konsep keberadaan Tuhan... Alangkah sangat bingung mrk yg memimpikan surga dgn 72 bdadari... Hahaha.
25 Maret jam 21:05 • SukaTidak Suka

Log Sed Teori Kreasi mengatakan bahwa Tuhan diperlukan untuk menjelaskan munculnya kompleksitas di alam semesta ini yang tidak dapat terjadi dengan sendirinya. R. Dawkins menjawab: Ah, itu kan cuma mengganti satu kompleksitas dengan kompleksitas lainnya. Dengan kata lain, tidak menjelaskan apa-apa, he he he ...
25 Maret jam 21:10 • SukaTidak Suka

Log Sed Argumen yang mengkritik logika bukankah disusun dengan menggunakan logika juga? Menurut saya sih, boleh-boleh saja mengkritik logika asalkan kritikan itu diajukan SETELAH menggunakan logika secara maksimum. Jadi si pengkritik memang tahu apa yang dikritiknya, dan bukan cuma sekedar melarikan diri dari logika ....:)
25 Maret jam 21:34 • SukaTidak Suka

Syaiful W. Harahap Itulah sebabnya keyakinan dan agama tdk u diperdebatkan krn tidk pada tataran empiris.....pertanyaan yg sangat mendasar: Siapa sekretaris nabi-nabi yg menerima firman?....
25 Maret jam 21:49 • SukaTidak Suka

Juned Topan ‎@Bramantyo.. Mlht kebekuan agm 2 pd wkt itu yg tdk mmbrkn ruang grk bagi akal &daya kreatif,terinspirasi pula oleh kejayaan ilmu pengetahuan pd masa Yunani Romawi para filsuf yg brsh menempatkan kembali posisi mns sbg pst peradaban mengusung grkn humanisme. Nmn ktk kaum agama mulai mengapresiasi,justru humanisme di hantam oleh absurditas & existensialisme,ini jls membuktikan bhw konsepsi tntng humanisme sll brgsr .
25 Maret jam 22:56 • SukaTidak Suka

Juned Topan Dlm iman agm sy,jstr agama tdk mempersempit ruang gerak bagi ilmu pengetahuan,malahan menempatkan orang 2 yg berilmu pngthn lbh tinggi satu derajat di banding yg tdk berpengetahuan . Rosulullah sbg pemimpin umatpun menghimbau,carilah ilmu walau smp ke ngr cina . Kalau toh ada penyelewengan ataupun manipulasi dlm ajaran maupun implementasinya,bkn agm yg slh,tp mns sbg media penrm informasi yg patut di persalahkan .
25 Maret jam 23:23 • SukaTidak Suka

Syaiful W. Harahap Juned, tp bgm memisahkan agama dg perilaku pemeluknya....wong mrk melakukannya dg alasan membela agama...
25 Maret jam 23:27 • SukaTidak Suka

Juned Topan Agm sbg media infrms,mmbr pnjlsn konsepsi tntg thn,mns & alm smst,jg atrn,himbauan srt larangan yg di tujukan untk kslmtn mns & smst alam .. Mns sbg media penerima infrms mnghdp kendala dr dlm dirinya,dr luar di rinya jg masa yg cenderung menimbulkan efek distorsi yg berakibat bergeseranya tafsir trhdp pesan & nilai 2 ajrn agm tsb,blm lg di perkeruh dgn kehdrn iblis yg jstr mmprlh legalitas dr tuhan untk makar .
26 Maret jam 0:25 • SukaTidak Suka

Syaiful W. Harahap Maaf, untuk apa bawa2 iblis...kan katanya klu taat iblis dan setan kalah...
26 Maret jam 0:30 • SukaTidak Suka

M Radid Akbar ‎@ soe tjen:: Bila teori penciptaan itu TIDAK berlaku, maka -tentu saja- materi menciptakan dirinya sendiri. Bisakah materi menciptakan materi?
26 Maret jam 1:40 • Tidak SukaSuka • 1 orangMemuat...

Dwi Dolcy's Hastutik Tembem Halah2 pd nggak tidur smua...Jauh2 kuliah ke amrik,inggris,mesir trnyata buat debat argument..Sbnernya sbelum brusaha memahami jagat smemesta ini, akan lbih indah pahami dulu jagat diri pribadi masing2
26 Maret jam 3:52 • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...

Bramantyo Prijosusilo ‎Juned Topan, pelopor-pelopor agama yang berhasil semuanya berhasil karena kwalitas kemanusiaan mereka yang tinggi, bukan karena kleim-kleim mereka tentang Tuhan. Dulu, di mana-mana banyak orang mengklaim wahyu Tuhan, tetapi hanya beberapa yang survive ajarannya sampe sekarang (dengan distorsinya tentu) ...
Minggu pukul 13:58 • SukaTidak Suka

Juned Topan Secara esensial kehadiran agama adalah untk menegakkan jati diri kemanusiaan . Dgn kekuatan akal dan daya kreatif, manusialah yg paling sanggup di antara makhluk lain,dalam mengemban tugas kekhalifahan di muka bumi . Tapi sebelumnya mari di pertegas konsepsi tentang manusia, sebelum bicara kemanusiaan !
Senin pukul 13:11 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo Manusia adalah spesies homo sapiens
Senin pukul 13:14 • SukaTidak Suka

Juned Topan Binatang yg berfikir/homo sapiens itu konsepsi yg di ajukan aristoteles,sedang plato membagi manusia terdiri dari tiga bagian ruh tumbuhan,ruh hewan dan ruh yg berakal,konsep tsb di kembangkan oleh ibn Sina dan ibn Farabi .
Senin pukul 13:47 • SukaTidak Suka

Bramantyo Prijosusilo Aristoteles mengajari kita untuk memilah kategori-kategori tetapi yang mengajari kita ngarani manusia sebagai homo sapiens adalah cucu jauuuuuuuuhnya Mbah Aris : Carolus Linnaeus.
Senin pukul 14:01 • SukaTidak Suka

Juned Topan Kalau aku berkesimpulan bhw manusia merupakan makhluk rohani yg terdiri dari ruha hewan,ruh alam dan ruh sejati/ruh ilahiyah,dan ruh ruh tsb berkolaborasi dan memobilasasi perangkat perangkat yg semisal akal dan hati . Jika ruh hewan dan ruh alam mengaktualisasikan di dalam bentuk kehendak selera diri rendah/syahwat atau hawa nafsu,ttp ruh ilahiya lebih cenderung pada kesadaran akan kemanusiaan .
Senin pukul 14:22 • SukaTidak Suka

Juned Topan Sementara hati merupakan medan laga,jika hati di kuasai ruh hewan,maka akal akan merespon sgl kehendak dari tabiat kebinatangan,namun jika hati dalam kekuasan ruh sejati maka akal merupakan sarana dalam merealisasikan kehendak diri sejati yaitu turunan dari sifat ketuhanan dalam bentuk naluri insania/kemanusiaan !
Senin pukul 14:30 • SukaTidak Suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar